Tercabik cabik ruas terkuat dalam diriku
Ternyata, diri masih tak mampu
Menerima kata kaku
Menjawab suara jahat
Mendengarkan ribuan cemoohan
Dengarlah jeritan terdalam...
Empedu terpahit pun tak sebanding dengan pahitnya hujatan
Retaknya bumi tak sama dengan retaknya urat malu yang diperlihatkan
Nyatanya, diriku lemah
Bagai bunga yang tersiram air keras
Jumat, 25 Mei 2018
Tercabik
Kamis, 08 Februari 2018
PuisiKu
Hujan di Bulan Januari
Pasukan hitam, serdadu hujan
Siap menyikap cahaya
Membius keriuhan, dengan dentuman
Kobaran angin menyapu dedaunan
Meniupkan bau sang hujan
Berteduhlah makhluk-makhluk Tuhan
Mencari perlindungan, dari kilatan
Satu, dua insan kocar kacir tak tau arah
Terus basah, berhenti sudah basah
Dibalik dinding tembus pandang
Kulihat jauh menembus jarak terjauh
Senyuman yang menghangatkan,
menghantar sebuah ingatan
Cukup,
Perih sudah jiwa
Tak perlu dikenang hujan
Lupakan bulan
Mulai lagi, bak januari
Langganan:
Postingan (Atom)